Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan penyertaan, kasih, dan karunianya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang “Seri Reaksi Bowen, Mineral Silikat, dan Non
Silikat” dengan baik.
Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi dapat teratasi.
Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi dapat teratasi.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
SERI REAKSI BOWEN
1.1
Seri Reaksi Bowen
1.2
Mineral Utama
1.2.1Kuarsa
1.2.2Feldspar
1.2.3Feldspatoid
1.2.4Mika
1.2.5Amfibol
1.2.6Piroksen
1.2.7Olivin
1.2.8Kalsit
1.2.9Grafit
BAB II
MINERAL SILIKAT DAN NON SILIKAT
2.1
Pengertian Mineral
2.2
Mineral Silikat
2.2.1Olivin
2.2.2Piroksin
2.2.3Hornblende
2.2.4Biotit
2.2.5Moskovit
2.2.6Feldspar
2.2.7Ortoklas
2.2.8Kuarsa
2.3
Mineral Non Silikat
2.3.1Mineral Sulfida
2.3.2Mineral Oksida Dan Hidroksida
2.3.3Mineral Carbonat
2.3.4Mineral Sulfat
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
SERI REAKSI BOWEN
1.1 Seri Reaksi Bowen
Mineral
pembentuk batuan adalah mineral-mineral yang menyusun suatu batuan dengan kata
lain batuan yang terdiri dari berbagai macam mineral. Ada juga terdapat batuan
yang hanya terdiri dari satu mineral saja, seperti Dunit yang hanya terdiri
dari satu mineral yaitu Olivine.
Dalam
proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya membeku,
tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan mungkin cepat.
Penurunan temperature ini disertai mulainya pembentukan dan pengendapan
mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya. Pembentukan mineral
dalam magma karena penurunan temperatur telah disusun oleh Bowen (seri reaksi
Bowen).
Bowen’s Reaction Series
merupakan urut-urutan pendinginan batuan beku. Sedangkan batuan beku atau
igneous rock itu sendiri adalah batuan yang terbentuk dari proses pembekuan
magma di bawah permukaan bumi atau hasil pembekuan lava di permukaan bumi.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947),
Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar
terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500 – 2.500ÂșC dan
bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah.
Dalam
magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2,
chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab
mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral
yang lazim dijumpai dalam batuan beku. Pada saat magma mengalami penurunan suhu
akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk.
Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan
penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL.
Temperatur
tertentu magma dapat menghasilkan olivine, tetapi jika magma yang sama
mengalami pendinginan lebih lanjut, olivine akan bereaksi dengan magma yang
terbentuk terakhir, dan mengubah mineral selanjutnya pada seri tersebut dalam
hal ini (pyroxene). Pendinginan lebih lanjut dan pyroxene berubah ke amphibole
dan kemudian ke biotit.
Sebelah
kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk dalam
temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut jenuh
oleh SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksen
merupakan pasangan “Ingcongruent melting” dimana setelah pembentukan Olivin
akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun terus
dan pembentukan mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang
terakhir terbentuk adalah Biotit.
Mineral
sebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas (mineral felsik).
Anorthit adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang tinggi dan
banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin
terbentuk pada suhu menengah dan terdapat pada batuan beku Diorit atau Andesit.
Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah Albit, mineral ini
tersebar pada batuan asam seperti Granit dan Riolit. Reaksi berubahnya
komposisi Plagioklas ini merupakan deret “Solid Solution” yang merupakan reaksi
kontinyu, artinya kristalisasi Plagioklas Ca (Anortit) sampai Plagioklas Na
(Albit) akan berjalan terus jika reaksi setimbang.
Mineral
sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar
(Orthoklas), ke Muscovit dan terakhir Kwarsa, maka mineral kwarsa merupakan
mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral mafik atau mineral felsik.
Sehingga dengan memperhatikan reaksi Bowen, kita memperoleh berbagai kemungkinan himpunan mineral utama didalam batuan beku diantaranya:
1. Kelompok batuan Ultrabasa dan Basa, mineralnya antara lain:
§ Olivin
§ Olivin – Plagioklas
§ Piroksen
§ Olivine – Piroksen
§ Olivin – Plagioklas - Piroksen
§ Piroksen - Plagioklas
2.
Kelompok batuan Intermediet, mineralnya antara lain:
§ Piroksen – Horblende - Plagioklas
§ Hornblende – Plagioklas
§ Hornblende – Plagioklas – Biotit – Kwarsa
3.
Kelompok batuan Asam, mineralnya antara lain:
§ Hornblende – Plagioklas – Biotit – Orthoklas
§ Hornblende – Plagioklas – Biotit – Muscovit
§ Muscovit – Biotit – Orthoklas
1.2
Mineral Utama
Mineral
utama sebagai penyusun utama pembentuk batuan antara lain:
1.2.1 Kwarsa
(Quartz)
Mineral
ini mempunyai susunan kimia dengan rumus SiO2 dan terhitung mineral yang banyak
sekali tersebar, warna asli tidak berwarna putih, tetapi karena adanya
pengotoran dari unsur lain sehingga berwarna lain, bentuk kristal prismatic
hexagonal, tidak mempunyai belahan, pecahannya: conchoidal, kekerasan: 7 (skala
mohs). Ciri yang khas dari mineral ini, terdapat garis-garis mendatar pada sisi
bidang kristalnya. Mempunyai warna tersendiri, sering berwarna jernih atau
putih suram. Pengisian dari berbagai zat didalamnya, memberikan warna yang
berbeda-beda, ada yang berwarna kekuning-kuningan, ungu (amnetis), coklat dan
lain-lain. Biasanya tidak mempunyai bentuk yang baik, karena merupakan mineral
yang menghablur terakhir dari magma, sehingga terpaksa harus mengisi
celah-celah dan rongga-rongga sisi yang terdapat diantara kristal-kristal dari
mineral yang telah terbentuk lebih dahulu.
1.2.2 Feldspar
Merupakan
golongan mineral yang paling umum dijumpai di dalam kulit bumi sebagai Silikat
dari Alumina dengan Kalium, Natrium, dan Kapur. Sistim Monoklin/Triklin
terlihat belahan dalam 2 arah. Kekerasan 6 Felspar dibagi atas 2 golongan,
yaitu:
·
Potash
Felspar (K Al Si3O8)
Terdiri
dari mineral ortoklas, mikrolin dan sanidin adularis. Warnanya putih, pucat
atau merah daging, abu-abu. Kilat seperti kaca (petreous). Bidang belahan baik,
tidak ada striasi (garis-garis paralel yang lembut). Ortoklas (KALSiO2),
sebagai sumber utama unsur K (Kalium) dalam tanah, umumnya berwarna abu-abu,
kemerahan, belahan dua arah, kekerasan 6, bersifat asam.
·
Plagioklas
Feldspar (Na, Ca)Al Si3O8
Warna
putih atau abu-abu berwarna lain, kilap pitreus. Bidang belahan baik kedua arah
ada sitriasi. Mudah dibedakan dari Ortoklas karena adanya kembaran yang dapat
dilihat dibawah loupe, lebih-lebih di bawah mikroskop. Sering berbentuk zona
dan berubah menjadi Serisit, Kaolinit atau Epidot.
Plagioklas
felspar terdiri atas 6 macam mineral, yaitu:
a.
Albit
b.
Oligoklas
c.
Andesin
d.
Bitownit
e.
Labradorit
f.
Anorthit
Makin ke
bawah makin berkurang mengandung Na dan makin bertambah akan mengandung Ca.
Albit, Andesin disebut Plagioklas asam atau Na Plagioklas. Anortit, Bitonit
disebut Plagioklas basa atau Calcic Plagioklas. Plagioklas (Na, Ca) AlSi3O8
kenampakannya menyerupai Ortoklas, hanya warnya biasa putih abu-abu dan secara
optic Plagioklas mempunyai kembaran. Plagioklas terdiri dari mineral-mineral
Albit, Oligoklas, Andesine, Bitonit, Labradorit dan Anortit.
1.2.3 Feldspatoid
Merupakan
mineral pengganti Feldspar, karena terbentuk bila dalam suatu batuan tidak
cukup terdapat SiO2. Dalam batuan yang mengandung SiO2 bebas, mineral ini tidak
terbentuk, karena yang terbentuk adalah Felspar. Feldspatoid ini terdiri atas
beberapa mineral, antara lain: Leucit (K Al Si2O) sebagai pengganti orthoklas.
Warnanya putih agak jernih dan bentuknya aquant/bulat. Nephelin (Na Al Si2O6)
sebagai pengganti Plagioklas (Albit). Warna abu-abu. Bentuk berisi 6 atau
bulat. Sodalit warnanya putih, abu-abu atau kebiruan.
1.2.4 Mika
(Glimmer)
Ada tiga
macam, yaitu muscovit, biotit, dan phlogopit.
1). Muscovit,
disebut juga mika putih. Rumus kimianya K Al (OH)2 (Al Si3 O10). Mudah dikenal,
karena sifatnya yang mudah dibelah-belah dalam helaian-helaian yang sangat
tipis, transparan dan fleksibel, tidak berwarna, abu-abu, kehijauan atau coklat
muda, kilap vitreum, kekerasan 2-3.
2). Biotit
disebut juga Mika hitam, dengan rumus kimia K2 (Mg, Fe)2 (OH)2 AlSi3 O8. Mudah
terbelah dalam satu arah dan biasanya berbentuk segi enam, tidak transparan,
fleksibel. Warna: hitam hingga coklat tua, kilap vitrous, kekerasan 2,5 -
3.
3).
Phlogopit disebut juga mika coklat. Tidak banyak dijumpai.
1.2.5 Amfibol
Terutama
terdiri dari mineral Hornblende. Susunan Kimianya Ca2(MgFeA1)3(OH)2(SiA14O11)2.
Berbentuk prismatik, biasanya berisi kelipatan tiga, agak panjang dengan
belahan dua arah menyudut kira-kira 900. Merupakan kumpulan mineral-mineral
yang berbentuk prisma pendek berisi delapan. Warna : coklat tua hingga hitam.
Kekerasan 5 - 6. yang terpenting dari golongan ini adalah Hornblende.
1.2.6 Piroksen
Terutama
terdiri dari mineral Augit. Berbentuk prismatik pendek berisi kelipatan 4
dengan belahan 2 arah menyudut. Merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang
berbentuk prisma pendek bersisi delapan. Striasi bersudut kira-kira 900.
Pyroxen adalah senyawa yang kompleks dari Calsium, Magnesium, Ferum, dan
Silikat. Warna coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 8. Mineral golongan ini
antara lain : Enstatit, Hypersten, Diopsid, dan yang paling banyak terdapat
ialah Augit dengan rumus kimia Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3.
1.2.7 Olivin
Biasanya
berwarna hijau terdiri dari (FeMg)2SiO4. Pada umumnya terdapat dalam batu
Basalt dan Gabro. Olivin membentuk kristal yang ideal, karena terbentuk
pertama-tama dari magma. Warna hijau atau kuning kecoklatan. Biasanya berbutir
halus dan granular. Pecahan concoidal (seperti kerang). Kekerasan 6,5 -
7.
1.2.8 Kalsit
Mineral ini
berwarna putih, sering ada pengotoran, mempunyai belahan 3 arah berbentuk
Rombuder, susunan kimianya CaCO3.
1.2.9 Grafit
Mineral
ini unsurnya Karbon (C) berwarna hitam, lunak, umumnya pada batuan
ubahan.
BAB II
MINERAL SILIKAT DAN NON SILIKAT
2.1 Pengertian Mineral
Dalam
mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan kepastian untuk
menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang belum didapatkan
kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada umumnya dikenal
dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun 1977 dan
defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.
Menurut
defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk
secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia
yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang
terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki
sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk
geometris tertentu.
Hal yang
membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik, yang termasuk
mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi kompilasi,
mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup semua zat yang
ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian tersebut. Hal ini salah
satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena penguraian
atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga digolongkan
kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk).
Mineralogi
adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai dari
pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral,
pendeskripsian mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral.
Untuk
mempelajari tentang mineral, tentu harus terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat
yang ada pada mineral tersebut. Adabeberapa sifat mineral, yaitu sifat fisik
secara teoritis dan sifat fisik secara determinasi (laboratorium). Sifat fisik
secara teori hanya bisa menggambarkan sebagian dari sifat-sifat mineral dan
tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan atau membedakan
mineral-mineral yang ada, karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja.
Adapaun sifat-sifat mineral secara teori tersebut adalah :Lebih dari 2000
mineral telah diketahui sampai sekarang ini, dan usaha-usaha untuk mendapatkan
mineral-mineral baru jenis terus dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa
yang umum atau sering dijumpai. Mineral-mineral yang dominan sebagai pembentuk
batuan penyusun kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan (Rock Forming
Minerals). Selain itu hanya sekitar 8 unsur yang dominan menyusun
mineral-mineral tersebut. Dua unsur yang paling dominan adalah pksigen dan
silikon yang bergabung untuk menyusun kelompok mineral yang sangat umum yaitu mineral
silikat. Setiap mineral silikat disusun oleh oksigen dan silikon, kecuali
kuarsa. Dalam pengklasifikasian umum, mineral dibagi atas dua pembagian umum,
yaitu mineral silikat, dan mineral non silikat.
2.2 Mineral Silikat
Mineral
silikat adalah mineral yang memiliki unsure pembentuknya yaitu silica ( SiO2 ),
yang merupakan hasil pembekuan magma. Silicat merupakan 25% dari mineral
yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 % mineral pembentuk
batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan
oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir
90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari
mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan
bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan
malihan (metamorf). Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
Macam
mineral silikat dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimianya. Mineral
silikat ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung ion besi dan
atau magnesium di dalam struktur mineralnya. Mineral-mineral silikat yang tidak
mengandung ion-ion besi dan magnesium disebut mineral non
feromagnesian. Mineral-mineral silikat feromegnesian dicirikan oleh warnanya
yang gelap dan mempunyai berat jenis antara 3,2 sampai 3,6. Sebaliknya
mineral-mineral silikat non feromagnesian pada umumnya mempunyai warna terang
dan berat jenis rata-rata 2,7. perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh ada
tidaknya unsur besi didalam mineral tersebut.
2.2.1 Olivin
Olivin adalah
mineral silikat feromagnesian yang tersebentuk pada temperatur tinggi, berwarna
hitam sampai hijau kehitaman, mempunyai kilat gelas dan pecahan konkoidal.
Mineral olvin pada umumnya menunjukan kenapakan butiran bentuk relatif kecil
dan bundar. Olivin disusun oleh tetra hidra tunggal yang diikat bersama oleh
campuran ion besi dan magnesium yang merangkai atom oksigen bersama-sama.
Mineral ini tidak mempunyai bidang belahan strktur atomnya membentuk jaringan
tiga dimensi sehingga tidak membentuk bidang yang lemah.
2.2.2 Piroksin
Piroksin, berwarna
hitam, opak, dengan bidang belahan dua arah membentuk sudut 900 .
Strktur kristalnya disusun oleh rantai tunggal tetrahedral yang diikat
bersama-sama dengan ion-ion besi dan magnesium. Karena ikatan silikon oksigen
lebih kuat daripada ikatan antara struktur silikat, maka piroksin mudah
terbelah sejajar dengan rantai silikat. Piroksin merupakan salah satu mineral
yang dominan dalam batuan beku basalt yang merupakan batuan yang
umum pada kerak samudera.
2.2.3 Hornblende
Hornblende merupakan
mineral yang umum dikelompok amfibol.
Mineral ini umumnya berwarna hijau gelap sampai hitam. Belahan dua arah membentuk sudut 600 dan 1200. didalam batuan, hornblende berbentuk prismatik panjang. Bentuk inilah yang umumnya membedakan dengan firoksin yang umumnya berbentuk prismatuik pendek. Hornblende umunya dijumpai pada batuan yang menyusun kerak benua.
Mineral ini umumnya berwarna hijau gelap sampai hitam. Belahan dua arah membentuk sudut 600 dan 1200. didalam batuan, hornblende berbentuk prismatik panjang. Bentuk inilah yang umumnya membedakan dengan firoksin yang umumnya berbentuk prismatuik pendek. Hornblende umunya dijumpai pada batuan yang menyusun kerak benua.
2.2.4 Biotit
Biotit merupakan
anggota dari mika yang berwarna gelap karena kaya akan besi. Seperti mineral
mika lainnya, biotit disusun oleh struktur lebaran yang memberikan belahan satu
arah. Biotit mempunyai warna hitam mengkilap yang membedakan dari mineral ferromagnesian
lainnya. Seperti hornblende, biotit banyak dijumpai pada batuan penyusun kerak
benua, termasuk batuan beku granit.
2.2.5 Muskovit
Moskovit adalah
jenis mineral mika yang sangat umum. Berwarna terang dengan kilap seperti
mutiara (pearly) dan seperti mineral mika lainnya belahannya satu arah. Didalam
batuan muskovit sangat mudah dikenali karena sangat bercahaya.
2.2.6 Feldspar
Feldspar merupakan
huruf mineral yang sangat umum, dapat terbentuk pada rentang temperatur dan
tekanan yang besar. Group mineral feldspar mempunyai sifat fisik yang sama.
Mineral ini mempunyai bidang belahan dua arah dan membentuk sudut hampir 900,
relatif keras dan kilap bervariasi antara kilap kaca sampai mutiara.
Didalam batuan mineral ini dikenali dengan bentuknya yang rektangular dan
permukaan yang licin. Struktur mineral feldspar adalah rangkaian tiga dimensi
dari atom oksigen bergabung dengan atom silikon. Seperempat dari ataom silikon
tergantikan oleh atom aluminium. Perbendaan valinesi antara aliminium (+3) dan
silikon (+4), menyebabkan terjadinya inklusi 1 atau lebih ion-ion seperti
potasium (-1), sodium (-1) dan kalsium (+2). Karena adanya perbedaan inklusi didalam
strukturnya, mineral feldspar dapat dibedakan menjadi dua macam.
2.2.7 Ortoklas
Mineral
ortoklas merupakan mineral feldspar dengan ion potasium didalam struktur
kristalnya. Plagioklas feldspar adalah mineral feldspar dengan ion kalsium dan
atau sodium didalam struktur kristalnya. mineral ortoklas berwarna krem
terang sampai merah jambu, sedangkan plagioklas berwarna putih sampai abu-abu
terang. Meskipun keduanya mempuntai warna yang berbeda tetapi warna tidak dapat
dijadikan sebagai dasar untuk membedakannya. Salah satu sifat fisik yang dapat
membedakannya adalah adanya striasi yang sejajar pada mineral plagioklas yang
tidak dijumpai pada mineral ortoklas.
2.2.8 Kuarsa
Kuarsa merupakan
mineral silikat yang hanya disusun oleh silikon dan oksigen. Mineral kuarsa
juga sering disebut silika karena komposisinya SiO2.
karena struktur kuarsa mengandung dua atom oksigen untuk tiap atom silikon,
maka tidak dibutuhkan lagi ion positif untuk menjadikan mineral kuarsa ini
netral. Struktur kristak kuarsa membentuk jaringan tiga dimensi yang lengkap
antara ion oksigen disekitar ion silikon, sehingga membentuk suatu ikatan yang
kuat antara keduanya. Akibatnya kuarsa tidak mempunyai bidang belahan, sangat
keras dan resistan terhadap proses pelapukan. Kuarsa mempunyai belahan
konkoidal. Pada bentuknya yang sempurna kuarsa sangat jernih, membentuk
kristal eksagonal dengan bentuknya piramidal. Warna mineral kuarsa sangat
bervariasi tergantung pada proses pengotoran pada waktu pembentukannya. Variasi
warna menyebabkan adanya bermacam mineral kuarsa. Mineral kuarsa yang umum adalah
kuarsa susu (putih), kuarsa asap (abu-abu) kuarsa rose (ping), ametis (purple)
dan kristal batuan (clear).
2.3 Mineral Non silikat
Mineral
silikat adalah kelompok mineral yang unsure pembentuknya bukan dari silica.
Secara garis besar hampir semua mempunyai komposisi kimia yang sederhana
; berupa unsur, sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan sulfur), atau
oksida (bila unsur logam bersenyawa dengan oksigen). Native element
seperti tembaga, perak atau emas agak jarang terdapat. Sulfida kecuali
Pirit, tidak jarang ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif
terkonsentrasi dalam urat (Vein) dengan cukup besar.
Berikut
ini adalah mineral – mineral yang yang non silikat :
2.3.1 Mineral
Sulfida
Kelas
mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari
kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure
utamanya adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya
terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang
tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber
sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma,
kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan
mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur
sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat
pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
Mineral
kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan
oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri
logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur
logam dari sulfurnya.
Beberapa
penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya
umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai
kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang
bersifat logam.
Beberapa
contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3), Chalcocite (Cu2S),
Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3). Dan termasuk juga
didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan
juga sulfosalt.
2.3.2 Mineral
Oksida dan Hidroksida
Mineral
oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur
tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil hidroksida (OH atau
H). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.
Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat.
Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah
besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling
umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit
(SnO2).
Seperti
mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau
persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi pembentukannya
dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada
mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam.
Beberapa contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan limonite
(Fe2O3.H2O).
2.3.3 Mineral
Carbonat
Merupakan
persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan
dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”.
Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen. Carbonat
terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga
terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua
(caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk
nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).Carbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi
antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari senyawa-senyawa
tersebut (CO3, NO3, dan BO3).
Beberapa
contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite
(CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat
dan borat adalahniter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
2.3.4 Mineral
Sulfat
Sulfat
terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan
anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah
evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan
menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat
termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti
sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan
anion-anionnya masing-masing.
Contoh-contoh
mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite (calcium sulfate),
Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrated
calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate,
selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Dengan mempelajari tentang Seri Reaksi Bowen, Mineral
Silikat dan non Silikat dapat saya ambil kesimpulan bahwa betapa pentingnya
untuk dapat mengenal, mengetahui dan menguasai ilmu ini dalam studi Geologi.
Karena merupakan salah satu dasar yang paling penting dalam ilmu Geologi itu
sendiri. Hal tersebut juga dikarenakan oleh mineral menjadi salah satu dasar
untuk mempelajari ilmu yang akan dipelajari pada tahap selanjutnya. Jika tidak
menguasai dan mengenal tentang mineral silikat dan non silikat serta seri
reaksi bowen, akan sangat sulit untuk selanjutnya memahami mineralogi,
mengidentifikasi mineral, dan mineral itu sendiri adalah pembentuk batuan,
sedangkan batuan itu adalah inti dari Geologi.
3.2
Saran
Selama mempelajari dan menyusun makalah Seri Reaksi
Bowen, Mineral Silikat dan non Silikat, telah banyak yang dapat kita pelajari
terutama dalam praktikum Geologi Fisik selanjutnya dapat menjadi pembelajaran
bagi kita. Oleh karena itu dibutuhkan konsentrasi penuh saat mengikuti praktikum
dan penjelasan dari pemateri agar kita dapat mengerti dan memahami materi yang
di berikan dan dijelaskan kepada kita.
DAFTAR PUSTAKA
Geografi.
2013. Bowen’s Reaction Series.
http://geografi-geografi.blogspot.com/2012/02/bowens-reaction-series.html.
Diakses tanggal 5 Oktober 2014.
Rahim,
Azhary. 2013. Mineral Mineral Pembentuk
Batuan (Reaksi Bowen).
http://tambangunp.blogspot.com/2013/03/mineral-mineral-pembentuk-batuan-reaksi.html.
Diakses tanggal 5 Oktober 2014.
Syahputra,
Yoel. 2012. Mineral Silika Dan Non
Silika.
Diakses tanggal 5 Oktober 2014.